Tentang Tugas Akhir

By Anissa Ratna Putri - April 25, 2014

Waktu jaman ngerjain TA, saya pengen banget buat post tentang:
1.Kiat-kiat efisien mengerjakan TA
2.Tempat-tempat asik mengerjakan TA
3.Sampah: Kenapa saya peduli sampai jadi topik TA

Dari tiga post ini belum ada yang terealisasi, masih draft terus di kepala saya. Setelah iseng-iseng buka blog Swargalokanata, saya pun jadi semangat lagi untuk menulis tentang TA. Post kali ini akan menceritakan bagaimana saya (berusaha untuk) efisien dalam mengerjakan TA dalam 8 bulan.

Picture from onwe.bioinnovate.co
1. Cari topik yang kamu suka
Ini penting banget. Mengerjakan TA itu berat, banyak mikir, menghabiskan banyak waktu. So for these reasons you better find something you passionate about to work on. Saya yakin, di setiap jurusan ada berbagai sub-bidang atau kelompok keahlian. Saya misalnya, anak Teknik Lingkungan, tapi saya sukanya sama sampah. Teman saya ada yang sukanya sama polusi udara, dsb. Cari dulu apa yang kamu suka di jurusan kamu.

Gimana kalau ga ada? Misalnya kamu anak Teknik Lingkungan tapi sukanya ngoprek komputer, gimana dong? Coba cari TA tentang permodelan, siapa tau karena kerjanya computer-based, kamu (sedikit) lebih semangat. Gimana kalau passion kamu ga ada nyambungnya sama sekali sama jurusan? Well, kalau begitu cari topik TA yang nggak menyulitkan kamu dalam mengerjakannya (baca: yang simpel dan mudah). Tapi, kamu tetap harus paham sama topik itu dan punya interest untuk mengerjakannya. Jangan yang terlalu simpel juga terus boring dan kamu malah jadi males ngerjainnya.

2. Cari dosen pembimbing yang passionate sama ide kamu dan expertise di bidangnya.
Nyari dosen pembimbing itu ibarat nyari jodoh. Harus cocok, bukan sekedar cari yang ahli. Dia harus mensupport ide kamu (terutama kalau kamu bawa topik TA sendiri dan bukan minta proyekan), open-minded sehingga nggak saklek dan mau menerima ide-ide kita, mudah ditemui kapanpun dimanapun (entah di kantornya, di rumahnya, atau di tempat-tempat beliau biasa kongkow),  mudah dikontak via sms, via whatsapp, via email, pokoknya usahakan dosbingnya kekinian dan paham teknologi, dan tentu saja – dia menguasai bidang topik TA kamu.

Kadang ada yang bingung lebih baik pilih dosen pembimbing yang masih muda atau yang sudah senior? Menurut saya, itu tergantung kenyamanan kamu. Satu catatan dari saya – jangan takut ke dosen senior karena takut dianggap bodoh. Benar, kita harus sudah tahu apa yang kita mau kerjakan, tapi mereka akan memberikan saran-saran kok. Proposal TA saya saja berubah tiga kali dalam sebulan, bro.

3. Define your goal, create your flow of idea, set your timeline.
Kalau kamu sudah ada bayangan TA kamu mau ngapain, segera jabarkan tujuan TA kamu ini apa, langkah-langkah kamu apa aja, apakah ada logistik khusus yang dibutuhkan, dan kira-kira berapa lama kamu akan mengerjakan TA ini. Buat timeline versi ideal banget dan timeline versi mepet banget. Ideal banget adalah ketika kamu bisa selesai beberapa bulan/minggu sebelum target, sementara mepet banget adalah ketika kamu selesai tepat di waktu yang ditargetkan. Mepet banget perlu ada sehingga kamu tahu target kamu kapan mau selesai, jadi, apapun yang terjadi kamu harus selesai sebelum tanggal target kamu itu. Supaya selalu ingat, coba dipasang deh timeline ini di tempat terdekat dengan meja belajar kamu.

4. Beli notebook khusus untuk coret-coretan TA
Saya dulu punya dua notebook: satu untuk bimbingan dan catatan lapangan, satu untuk catatan timeline dan catatan literatur. Saya pisahkan karena sebagai anak lapangan saya sering banget coret-coret ga jelas, bimbingan pun berantakan tulisannya. Nah untuk literatur yang mana saya suka mengutip quote-quote penting untuk tinjauan pustaka TA dari buku di perpus, saya gunakan buku yang berbeda, supaya nanti ketika butuh mencari referensi, nggak susah nyarinya di antara tulisan lapangan yang berantakan.  Terserah preferensi kamu gimana, yang jelas minimal kamu punya satu notebook khusus TA dengan judul TA kamu ditulis di halaman pertamanya disertai nama pembimbing kamu lengkap dengan gelar beliau. Ini memudahkan kamu kalau ada proses administrasi-administrasi TA. Nggak hafal gelar pembimbing atau judul TA yang panjang banget? Lihat di notebook aja.

5. Buat peraturan untuk mengerjakan TA
Rintangan paling besar dalam mengerjakan TA adalah diri kita sendiri. Waktu cari data mungkin masih agak semangat, tapi begitu mulai menulis.... kok rasanya males banget ya? Nanti nanti aja deh, habis ini, habis itu. Bisa besok, bisa lusa, bisa besok besoknya lagi.... Nah untuk menghindari kemalasan tingkat tinggi macam ini, buat peraturan untuk diri kamu sendiri. Misalnya, minimal mengerjakan TA dua jam sehari. Tapi kalau memang sedang mumet banget, saya prefer untuk hura-hura dulu cari hiburan, kemudian setelah happy, segera ‘membayar’ jam kerja saya yang terbuang itu. Bisa juga dengan set target progress, misalnya minggu ini harus beres A, B, C, D – terserah mau dikerjakan dicicil atau langsung dirapel, tergantung kenyamanan cara kamu bekerja, yang penting selesai di waktu yang ditentukan.

6. Banyak jalan menuju roma
Ketika deadline kamu lewat dan progress kamu lamban dikarenakan faktor X, Y, Z: tenang jangan panik (Dohets, 2014). Mengerjakan TA nggak mungkin langsung berhasil, pasti ada aja salah disini, revisi disitu, apalagi kalau bekerja sama makhluk hidup atau faktor eksternal lainnya. Karena itulah bikin beberapa plan, kalau ini ga berhasil, pake plan B, kalau nggak berhasil juga, pake plan C. Jangan menyerah! Nothing worth having come easy.

7. Cari tempat dan teman asik untuk mengerjakan TA
Suasana dan partner adalah kunci kesuksesan menulis TA. Meskipun sebagian besar waktu kalian mengerjakan TA dihabiskan di kampus/kostan/rumah, tapi sekali-sekali nongkrong di kafe-kafe asik juga boleh, untuk cari suasana baru supaya your mind refreshed. Sementara, partner mengerjakan TA dibutuhkan untuk membuat kita tidak menyimpang dari tujuan awal. Kadang, niatnya mengerjakan TA, begitu ketemu internet, malah jadi browsing ini itu. Partner juga bisa dimintai tolong mengecek apa yang kita tulis. Kadang, setelah mumet mikir, kita butuh fresh eye untuk sekedar mengecek EYD, tata bahasa, atau bisa juga untuk diajak sharing ide.

8.  Everything becomes second priority
Ketika mengerjakan TA, hidup kamu akan berubah mikirin satu hal aja: TA. Pacar, temen, keluarga, kalau ganggu progress TA kamu, mending dinomorduakan saja. Pastinya kita harus tetep punya work-life-balance, tapi  suatu hari akan ada momen dimana kamu harus memilih antara deadline TA dan kongkow asik atau acara keluarga besar. Kalau nggak bisa disinkronkan antara dua hal tsb, TA should comes first. Terus urusan macem putus sama pacar, berantem sama temen, dan konflik-konflik lainnya, sebisa mungkin ditunda dulu aja. Kalau nggak urgent-urgent amat, nggak perlu mikirin atau melakukan sesuatu yang nambah-nambahin beban pikiran deh.

9.  Set the final goal in your mind!
Menyimpang dari timeline dikarenakan kemalasan kita itu mungkin banget. Jadi, ingat lagi tujuan awal kamu mengerjakan TA ini apa? Mau lulus supaya bisa S2 di negara X? Mau lulus biar bisa jadi enterpreneur? Mau lulus buat mengurangi beban orangtua? Yang manapun, coba di recall setiap kamu malas. Ingat, ini satu tantangan yang harus kamu lewati. Setelah ini, kamu bebas. Bebas menentukan pilihan, bebas memilih jalan hidup. Yuk selesaikan satu tantangan ini, and if your mission accomplished, you’ll win over yourself. And that means, you’re the champion, you’re the best J

Love,


  • Share:

You Might Also Like

1 comments

  1. Ca, cakep bgt lho tips n trick ini. Sayang banget tulisan ini baru ada setelah gue pisah sama TA hueee too baaad. Ayo yang 2010 2011 mampir di lapak neng ica :3

    BalasHapus